siklus hirologi



Top of Form
SIKLUS HIDROLOGI

Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.

Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut yang berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet)

A. Unsur-Unsur Siklus Hidrologi

Perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dal


am tiga cara yang berbeda:
  • Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dan sebagainya. Kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer ) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, dan es.
  • Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah adalah air yang bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
  • Air Permukaan adalah air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau, makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (d
anau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempat

Macam-Macam dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi
a. Siklus Pendek / Siklus Kecil
1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
2. Terjadi kondensasi dan pembentukan awan
3. Turun hujan di permukaan laut

b. Siklus Sedang
1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
2. Terjadi kondensasi
3. Uap bergerak oleh tiupan angin ke darat
4. Pembentukan awan
5. Turun hujan di permukaan daratan
6. Air mengalir di sungai menuju laut kembali

c. Siklus Panjang / Siklus Besar
1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
2. Uap air mengalami sublimasi
3. Pembentukan awan yang mengandung kristal es
4. Awan bergerak oleh tiupan angin ke darat
5. Pembentukan awan
6. Turun salju
7. Pembentukan gletser
8. Gletser mencair membentuk aliran sungai
9. Air mengalir di sungai menuju darat dan kemudian ke laut

B. Jenis-Jenis Perairan
1. Sungai
Sungai adalah perairan yang airnya mengalir secara terus menerus pada arah tertentu, berasal dari air tanah, air hujan, dan atau air permukaan yang akhirnya bermuara ke laut atau perairan terbuka yang luas. Sungai mati, perairan lebak, kanal dan saluran irigasi yang dibuat manusia termasuk ke dalam kategori sungai.

Ada bermacam-macam jenis sungai. Berdasarkan sumber airnya sungai dibedakan menjadi tiga macam yaitu: sungai hujan, sungai gletser dan sungai campuran.
  • Sungai Hujan, adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan atau sumber mata air. Contohnya adalah sungai-sungai yang ada di pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
  • Sungai Gletser, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es. Contoh sungai yang airnya benar-benar murni berasal dari pencairan es saja (ansich) boleh dikatakan tidak ada, namun pada bagian hulu sungai Gangga di India (yang berhulu di Peg. Himalaya) dan hulu sungai Phein di Jerman (yang berhulu di Pegunungan Alpen) dapat dikatakan sebagai contoh jenis sungai ini.
  • Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es ( gletser ), dari hujan, dan dari sumber mata air. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Digul dan sungai Mamberamo di Papua ( Irian Jaya).

2. Danau
Danau
adalah genangan air yang luas dengan tinggi dan luas permukaan air berfluktuasi kecil, yang kedalamannya dangkal atau sangat dalam, mempunyai atau tidak mempunyai sungai yang mengalir ke dalam atau ke luar perairan, terbentuk secara alami dan terisoiasi dari laut. Situ dan telaga termasuk kedalam kategori danau.
Berdasarkan terbentuknya, dapat dibedakan atas beberapa jenis yaitu sebagai berikut
a. Danau Tektonik yaitu danau yang terbentuk tenaga endogen yang bersumber dari gerakan tektonik. Misalnya Danau Tondano dan Danau Towuti di Sulawesi.

b. Danau Vulkanik, yaitu danau bekas kawah kawah gunung api. Misalnya Danau Kawah Gunung Kelud, Gunung Batur, Gunung Galunggung dan lain sebagainya.
c. Danau Vulkano-tektonik yaitu danau yang terbentuk karena proses vulkanik dan tektonik. Hal ini diakibatkan kerena patahan atau depresi pada bagian permukaan bumi pasca letusan.
d. Danau Pelarutan (solusional) yaitu danau yang terbentuk pada bentuk lahan negative atau berada dibawah rata-rata permukaan bumi akibat pelarutan.

e. Danau Tapal Kuda (oxbow lake) terbentuk akibat proses pemotongan meander secara alami dan ditinggalkan alirannya sehingga disebut kali mati.

3. Waduk
Waduk adalah genangan air yang terbentuk karena pembendungan aliran sungai oleh manusia.


4. Rawa
Rawa adalah perairan yang cukup luas yang terdapat di dataran rendah dengan sumber air dari air hujan, air laut dan atau berhubungan atau tidak berhubungan dengan sungai, relatif tidak dalam, berdasar lumpur dan atau tumbuhan membusuk, banyak terdapat vegetasi baik yang mengapung dan mencuat maupun tenggelam.
Berdasarkan proses terbentuknya, rawa dibedakan dalam beberapa jenis:
a. Rawa Pantai
Rawa ini slalu dipengaruhi oleh pasang-surut air laut
b. Rawa Pinggiran
Rawa pinggiran sepanjang aliran sungai terjadi akibat sering meluapnya air sungai tersebut
c. Rawa Abadi
Rawa yang airnya terjebak dalam sebuah cekungan dan tidak memiliki pelepasan ke lau. Air rawa ini asam dan berwarna kemerah-merahan.

5. Gletser
Gletser menurut Katili (dalam Tanudidjaja) adalah masa es berbutir yang terbentuk dari penimbunan salju dan bergerak menuju ke bawah ak
ibat gravitasi bumi, sambil menguap ataupun meleleh.salju berasal dari uap air yang membeku di daerah dingin pada lintang tinggi dan daerah lintang sedang pada musim dingin (winter). Timbunan es di daerah lereng pegunungan tersebut akan menuruni lereng-lereng yang disebut gletser.

C. Daerah Aliran Sungai
DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hu jan dan mengalirkannya menuju parit, sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut. Istilah yang juga umum digunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed. Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya.


Gambar Skema sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS).

Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas sebuah DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sunga i. Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat, tetapi dapat digambarkan pada peta.

Batas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi. Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi. Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong), beberapa wilay ah kabupaten (misalnya DAS Brantas), atau hanya pada sebagian dari suatu kabupaten.

DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit. Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran sebelum dan sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow). Sebuah DAS yang menjadi bagian dari DAS yang lebih besar dinamakan sub DAS yang merupakan daerah tangkapan air dari anak sungai.

DAS dapat dibagi ke dalam tiga komponen yaitu : bagian hulu, tengah dan hilir. Ekosistem bagian hulu merupakan daerah tangkapan air utama dan pengatur aliran. Ekosistem tengah sebagai daerah distributor dan pengatur air, sedangkan ekosistem hilir merupakan pemakai air. Hubungan antara ekosistem-ekosistem ini menjadikan DAS sebagai satu kesatuan hidrologis. Di dalam DAS terintegrasi berbagai faktor yang dapat mengarah kepada kelestarian atau degradasi tergantung bagaimana suatu DAS dikelola.

Di pegunungan, di dataran tinggi dan dataran rendah sampai di pantai dijumpai iklim, geologi, hidrologi, tanah dan vegetasi yang saling berinteraksi membangun ek osistem.
Setiap ekosistem di dalam DAS memiliki komponen biot ik dan abiotik yang saling berinteraksi. Memahami sebuah DAS berarti belajar tentang segala proses-proses alami yang terjadi dalam batas sebuah DAS.

Sebuah DAS yang sehat dapat menyediakan :

· Unsur hara bagi tumbuh-tumbuhan
· Sumber makanan bagi manusia dan hewan
· Air minum yang sehat bagi manusia dan makhluk lainnya
· Tempat berbagai aktivitas manusia dan hewan

Beberapa proses alami dalam DAS bisa memberikan dampak menguntungkan kepada sebagian kawasan DAS tetapi pada saat yang sama bisa merugikan bagian yang lain. Banjir di satu sisi memberikan tambahan tanah pada dataran banjir tetapi untuk sementara memberikan dampak negatif kepada manusia dan kehidupan lain.


MACAM –MACAM POLA ALIRAN

· Dendritik adalah seperti percabangan pohon, percabangan tidak teratur dengan arah dan sudut yang beragam. Berkembang di batuan yang homogen dan tidak terkontrol oleh struktur, umunya pada batuan sedimen dengan perlapisan horisontal, atau pada batuan beku dan batuan kristalin yang homogen.

· Paralel adalah anak sungai utama saling sejajar atau hampir sejajar, bermuara pada sungai-sungai utama dengan sudut lancip atau langsung bermuara ke laut. Berkembang di lerengyang terkontrol oleh struktur (lipatan monoklinal, isoklinal, sesar yang saling sejajar dengan spasi yang pendek) atau dekat pantai.
  • Radial atau menjari, jenis ini dibedaka n menjadi dua yaitu:
  1. Radial sentrifugal adalah pola aliran yang menyebar meninggalkan pusatnya. Pola aliran ini terdapat di daerah gunung yang berbentuk kerucut.
    Sungai Radial Sentrifugal.
  2. Radial sentripetal adalah pola aliran yang mengumpul menuju ke pusat. Pola ini terdapat di daerah basin (cekungan).
  • Trellis adalah percabangan anak sungai dan sungai utama hampir tegak lurus, sungai-sungai utama sejajar atau hampir sejajar. Berkembang di batuan sedimen te rlipat atau terungkit dengan litologiyang berselang-seling antara yang lunak dan resisten.
  • Annular adalah sungai utama melingkar dengan anak sungai yang membentuk sudut hampir tegak lurus. Berkembang di dome dengan batuan yang berseling antara lunak dan keras.
  • Centripetal adalah sungai yang mengalir memusat dari berbagai arah. Berkembang di kaldera, karater, atau cekungan tertutup lainnya.
  • Multibasinal adalah percabangan sungai tidak bermuara pada sungai utama, melainkan hilang ke bawah permukaan. Berkembang pada topografi karst.
  • Pinate adalah pola aliran di mana muara-muara anak sungainya membentuk sudut lancip.
  • Rektangular adalah pola aliran yang membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku 90°.

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahim
            Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah, memberikan kesehatan lahir maupun batin, karena rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “zakati".Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah, dan penulis berharap mudah-mudahan karya tulis ini dapat bermanfaat khususnya untuk penulis umumnya untuk pembaca dan yang berkepentingan.
            Akhir kata, sesuai dengan kata pepatah “tiada gading yang tak retak” penulis menyadari akan kemungkinan kesalaha dalam penyusunan, penulisan maupun isi dalam makalah ini untuk itu penulis memohon maaf karena kebenaran dan kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar dalam pembuatan makalah selanjutnya penulis bisa membuat makalah yang lebih baik.



ZAKAT

Secara harfiah zakat berarti "tumbuh", "berkembang", "menyucikan", atau "membersihkan". Sedangkan secara terminologi syari'ah, zakat merujuk pada aktivitas memberikan sebagian kekayaan dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk orang-orang tertentu sebagaimana ditentukan.

A.     Sejarah Zakat

Setiap umat Muslim berkewajiban untuk memberikan sedekah dari rezeki yang dikaruniakan Allah. Kewajiban ini tertulis di dalam Al-Qur’an. Pada awalnya, Al-Qur’an hanya memerintahkan untuk memberikan sedekah (pemberian yang sifatnya bebas, tidak wajib). Namun, pada kemudian hari, umat Islam diperintahkan untuk membayar zakat. Zakat menjadi wajib hukumnya sejak tahun 662 M. Nabi Muhammad melembagakan perintah zakat ini dengan menetapkan pajak bertingkat bagi mereka yang kaya untuk meringankan beban kehidupan mereka yang miskin. Sejak saat ini, zakat diterapkan dalam negara-negara Islam. Hal ini menunjukan bahwa pada kemudian hari ada pengaturan pemberian zakat, khususnya mengenai jumlah zakat tersebut.
Pada zaman khalifah, zakat dikumpulkan oleh pegawai sipil dan didistribusikan kepada kelompok tertentu dari masyarakat. Kelompok itu adalah orang miskin, janda, budak yang ingin membeli kebebasan mereka, orang yang terlilit hutang dan tidak mampu membayar. Syari’ah mengatur dengan lebih detail mengenai zakat dan bagaimana zakat itu harus dibayarkan. Kejatuhan para kalifah dan negara-negara Islam menyebabkan zakat tidak dapat diselenggarakan dengan berdasarkan hukum lagi.

B.     Hukum Zakat

Zakat merupakan salah satu[rukun Islam], dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya [syariat Islam]. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah, seperti:salat,haji,dan puasa yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur'an dan As Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan ummat manusia.

C.     Macam-Macam Zakat

Zakat terbagi atas dua tipe yakni :
1.      Zakat Fitrah
Zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri pada bulan Ramadhan. Besar Zakat ini setara dengan 2,5 kilogram makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan.
2.      Zakat Maal (Harta)
Mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing tipe memiliki perhitungannya sendiri-sendiri.

D.    Yang berhak menerima

a.       Fakir - Mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup.
b.      Miskin - Mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup.
c.       Amil - Mereka yang mengumpulkan dan membagikan zakat.
d.      Muallaf - Mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan barunya
e.       Hamba Sahaya yang ingin memerdekakan dirinya
f.        Gharimin - Mereka yang berhutang untuk kebutuhan yang halal dan tidak sanggup untuk memenuhinya
g.       Fisabilillah - Mereka yang berjuang di jalan Allah (misal:dakwah,perang dsb)
h.       Ibnu Sabil - Mereka yang kehabisan biaya di perjalanan.


E.     Yang tidak berhak menerima zakat

a.        Orang kaya
  1. Hamba sahaya
  2. Keturunan Rasulullah
  3. Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri.
  4. Orang kafir.

F.      Beberapa Faedah Zakat

Faedah Diniyah (segi agama)

  1. Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari Rukun Islam yang mengantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat.
  2. Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Rabb-nya, akan menambah keimanan karena keberadaannya yang memuat beberapa macam ketaatan.
  3. Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda, sebagaimana firman Allah, yang artinya: "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah" (QS: Al Baqarah: 276). Dalam sebuah hadits yang muttafaq "alaih Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam" juga menjelaskan bahwa sedekah dari harta yang baik akan ditumbuhkan kembangkan oleh Allah berlipat ganda.
  4. Zakat merupakan sarana penghapus dosa, seperti yang pernah disabdakan Rasulullah Muhammad SAW.

Faedah Khuluqiyah (Segi Akhlak)

  1. Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada kepada pribadi pembayar zakat.
  2. Pembayar zakat biasanya identik dengan sifat rahmah (belas kasih) dan lembut kepada saudaranya yang tidak punya.
  3. Merupakan realita bahwa menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat baik berupa harta maupun raga bagi kaum Muslimin akan melapangkan dada dan meluaskan jiwa. Sebab sudah pasti ia akan menjadi orang yang dicintai dan dihormati sesuai tingkat pengorbanannya.
  4. Di dalam zakat terdapat penyucian terhadap akhlak.

Faedah Ijtimaiyyah (Segi Sosial Kemasyarakatan)

  1. Zakat merupakan sarana untuk membantu dalam memenuhi hajat hidup para fakir miskin yang merupakan kelompok mayoritas sebagian besar negara di dunia.
  2. Memberikan dukungan kekuatan bagi kaum Muslimin dan mengangkat eksistensi mereka. Ini bisa dilihat dalam kelompok penerima zakat, salah satunya adalah mujahidin fi sabilillah.
  3. Zakat bisa mengurangi kecemburuan sosial, dendam dan rasa dongkol yang ada dalam dada fakir miskin. Karena masyarakat bawah biasanya jika melihat mereka yang berkelas ekonomi tinggi menghambur-hamburkan harta untuk sesuatu yang tidak bermanfaaat bisa tersulut rasa benci dan permusuhan mereka. Jikalau harta yang demikian melimpah itu dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan tentu akan terjalin keharmonisan dan cinta kasih antara si kaya dan si miskin.
  4. Zakat akan memacu pertumbuhan ekonomi pelakunya dan yang jelas berkahnya akan melimpah.
  5. Membayar zakat berarti memperluas peredaran harta benda atau uang, karena ketika harta dibelanjakan maka perputarannya akan meluas dan lebih banyak pihak yang mengambil manfaat.

G.    Hikmah Zakat

Hikmah dari zakat antara lain:
  1. Mengurangi kesenjangan sosial antara mereka yang berada dengan mereka yang miskin.
  2. Pilar amal jama'i antara mereka yang berada dengan para mujahid dan da'i yang berjuang dan berda'wah dalam rangka meninggikan kalimat Allah SWT.
  3. Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk
  4. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat.
  5. Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan
  6. Untuk pengembangan potensi ummat
  7. Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam
  8. Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi ummat.

H.    Zakat dalam Al Qur'an

*      
 "Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku” ( Al- Baqarah – 43 )


 




Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu." ( At – Taubah : 35 )
 








Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan” ( Al-An’am : 141 )


MAKALAH
fiqh
Zakat

Disusun oleh:
Siti Suhaebah
Yakub Widodo
Kelompok: 7


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UINIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2011

ekosistem akuatik

MAKALAH
PENYELAMATAN DAN PELESTARIAN
SUMBER DAYA AIR
(EKOSISTEM AKUATIK)

Di susun oleh
Rini Nurfitriani
Rizki Ardian
Rudinal Azfar
Siti Maryam
Siti Suhaebah
IF/D/II
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2011

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahim
            Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah, memberikan kesehatan lahir maupun batin, karena rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penyelamatan dan Pelestarian Sumber Daya Air (Ekosistem Akuatik.”
            Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah, dan penulis berharap mudah-mudahan karya tulis ini dapat bermanfaat khususnya untuk penulis umumnya untuk pembaca dan yang berkepentingan.
            Akhir kata, sesuai dengan kata pepatah “tiada gading yang tak retak” penulis menyadari akan kemungkinan kesalahan dalam penyusunan, penulisan maupun isi dalam makalah ini untuk itu penulis memohon maaf karena kebenaran dan kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar dalam pembuatan makalah selanjutnya penulis bisa membuat makalah yang lebih baik.



                                                                                                Bandung,3 Mei 2011

                                                                                                                                      Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR             …………………………………………………………………    1
DAFTAR ISI               …………………………………………………………………………    2
BAB I              PENDAHULUAN       …………………………………………………………    3
BAB II             PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekosistem akuatik          ………………………………..………..   4
2.2 Bentuk-bentuk ekosistem ekuatik    …………………………………
2.3 Perbedaan ekosistem lentik dan lotik           ………………………………….
BAB II             KESIMPULAN           ………………………………………………          
REFERENSI                …………………………………………………











BAB I
PENDAHULUAN

           













BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekosistem Akuatik
Ekosistem akuatik adalah ekosistem yang lingkungan hidup eksternalnya dikuasai dan di ungguli oleh air tawar, yang merupakan habitat dari berbagai makhluk hidup. Berbicara tentang ekosistem akuatik tidak bisa lepas dari meninjau masalah kelestarian air itu  sebagai komponen lingkumgan hidup yang utama. Air yang terdapat dalam system akuatik ini merupakan air permukaan (ada juga air tanah bagi sumber air untuk manusia) yang bisa digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya akan :
v   Air minum
v   Mandi, cuci, kakus (MCK) yang biasa disebut juga sebagai kebutuhan domestic.
v   Pertanian
v   Perikanan
v   Pembangkit tenaga listrik
v   Navigasi dan rekreasi
Khusus untuk air permukaan ini kecenderungan di Indonesia memberikan indikasi yang makin memburuk di tinjau dari segi kuantitas dan kualitas airnya. Ini erat hubungannya dengan perusakan dan pereduksian ekosistem hutan di kawasan hulu sungai. Secara praktis kuantitas air sungai ditentukan oleh naik turunnya debit air di musim hujan dan musim kemarau sepanjang tahun. Sedangkan kuantitasnya ditentukan oleh kadar pelumpuran dan tingkat pencemarannya.Karena itu, upaya pelestarian sumber daya air harus merupakan prioritas kalau kita tidak menginginkan sumber komoditi yang sukar diperoleh dimasa datang.



2.2 Bentuk-bentuk Ekosistem akuatik
 Pada dasarnya ekosistem akuatik (air tawar) ini terdiri ats dua bentuk :
2.2.1        Ekosistem dengan air tergenang (air diam) yang biasa disebut juga ekosistem lentik, misalnya :danau, kolam, telaga, rawa, dan sebagianya (lenis, bahasa latin artinya tenang.)
2.2.2        Ekosistem dengan air mengalir atau biasa disebut ekosistem lotik (lotus, bahasa latin artinya alir), misalnya :sungai, kali, selokan, parit dan sebagainya.
2.3.Perbedaan Ekosistem Lentik dan Lotik
Tentu saja dalam kenyataan mungkin kita bias agak sulit membedakan antara kedua ekosistem ini, terlebih kalau sebuah sungai, misalnya di bending menjadi sebuah waduk.
2.3.1 Ekosistem Lentik
Menurut lapisan kedalaman air dalam ekosistem lentik danau, telaga, atau kolam sekalipun. Kita mengenal adanya zonasi, seperti terlihat dalam gambar L di bawah ini :
Zonasi ini seperti halnya dalam ekosistem laut dihubungkan dengan daya tembus sinar surya kedalam ekosistem lentik itu.
§      Zone litorel terletak di tepi danau, telaga atau kolam dimana sinar surya dapat menembus sampai ke dasar, tempat biasanya tumbuhan air bisa berakasr, terutama tentunya pada ekosistem lentik yang tak terurus.
§      Zone limnetik terletak antara permukaan air dengan lapisan dimana sinar matahari masih bisa tembus secara efektif  sehingga pada kedalaman itu kadar cepat fotosintesis oleh komponen tumbuhan masih sama dengan atau lebih besar dari kadar cepat respirasi.
§      Zone profudental terletak dibagian dalam dan dasar dari ekosistem lentik, yang biasanya sudah tidak tembus oleh sinar surya atau kalaupun masih tembus cahanyanya sudah tidak efektif lagi untuk fotosimtesis.
Asal mula terbentuk ekosistem lentik bisa berbeda-beda. Danau upamanya ada yang terbentuk karena terjadi patahan dipermukaan bumi, yang kemudian diikuti oleh peristiwa klimatik (Danau Toba). Beberapa danau lainnya terjadi karena adanya peristiwa vulkanik (Danau lamongan), sedangkan Danau Jatiluhur terbentuk karena memang dibangun oleh manusia dengan jalan membuat bendungan sungai citarum. Ketika danau pertama kali terbentuk, didalamnya terkandung sedikit sekali bahan organic., tanah dasarnya pun bisa hanya terdiri atas induk tanah saja , airnya juga jernih. Karena airnya jernih, sinar surya pun dapat menembus jauh sampai kedasar barangkali,meskipun suhu dilapisan bawah memang relative akan lebih dingin.     Ekosistem lentik, baik berupa danau, telaga, kolam acapkali memiliki peranan penting bagi manusia, terutama sebagai sumber dalam makanan dalam bentuk produksi ikan.  
Ada kalanya ekosistem lentik ini dibangun untuk :
Ø      Menampung air genangan, supaya bisa dimanfaatkan di musim kemarau untuk berbagai kebutuhan hidup.
Ø      Mengendalikan banjir
Ø      Sekaligus menghasilkan pembangkit listrik tenaga air.
Di samping tentunya bisa dimanfaatkan sebagai penghasil ikan dan hewan akuatik lainnya yang bisa dimakan. Bahkan tidak jarang pula dapat dimanfaat kan untuk kepentingan kepariwisataan (berlayar, berenang, memancing, ski air, dsb) . Begitu beranekaragaman pemanfaatan ekosistem lentik ini bagi manusiaacapkali tujuan keserbagunaan dari suatu ekosistem lentik ini bagi manusia berakhir pada berbagai bentuk yang menimbulkan konflik satu dengan yang lain.
2.3.2. Ekosistem Lotik
            Orang memang tidak usah menjadi seorang ahli terlebih dahulu untuk bisa membedakan antara ekosistem lentik (air diam, tergenang) dengan ekosistem lotik (air mengalir) di mana di kedua ekosistem itu memang terdapat juga system kehidupan, baik tumbuhan maupun hewannya. Pada umumnya perbedaan kondisi dilingkungan di ekosistem lotik terletak pada :
{     Aliran atau arus  acap kali menjadi factor pembatas bagi berbagai komponen biotik yang mampu hidup didalamnya. Bagaimana pun arus dalam ekosistem lotik tetap menjadi :
-         Ciri yang membedakannya dari ekosistem lentik
-         Penentu jenis dan komposisi makhluk hidup dalam berbagai bagian dari sungai itu.
{     Perubahan muka air dan tanah dalam perjalanan waktu (musim).
{     Berlainan dengan ekosistem lentik yang suhunya bisa sangat dingin dilapisan bawah, dan kadar oksigen bisa sangan kurang,dalam ekosistem lotik persediaan oksigen relative berlimpah. Sebabnya tak lain karena air sungai acapkali dangkal, terus mengalir luas permukaan yang bersentuhan dengan udara lebih luas.
Seperti halnya ekosistem lentik (danau, telaga, kolam, dsb), ekosistem lotikpun mempunyai peranan penting sebagai sumber makanan dalam bentuk produksi ikan, dan hewan akuatik lainnya yang bis di makan. Baik dari ekosistem lentik maupun lotik memang tak sedikit produksi ikan dapat dipanen sekarang ini, bahkan penangkapan ikan dar danau dan sungai di Indonesia seungguhnya paling sedikit memberikan 3 peranan penting :
z     Sebagai penghasil bahan pangan bergizi tinggi
z     Sebagai kegiatan yang memberikan lapangan pekerjaan
z     Sebagai penghasil devisa
Namun demikian, ditinjau dari segi penghasil bahan pangan, produksi ikan di Indonesia rata-rata hanya bisa menyediakan 10 kg/kapita/tahun, sedangkan kebutuhan manusia Indonesia kurang lebih 3x lipat, yakni 30 kg/kapita/tahun. Hal-hal yang menghambat produksi ikan diperairan tawar sebenarnya banyak tetapi beberapa hal yang penting meliputi :
|     Sumber perikanan yang potensial umumnya terletak jauh dari sumber pemasaran, sedangkan sarana dan prasarana umumnya masih belum memadai
|     Kebutuhan manusia akan ikan ini semakin menngkat, sehingga timbul gejala penangkapan ikan berlebihan, yang mengakibatkan daya dukung dan daya pulih dari sumberdaya hayati ikan ini menurun.
|     Tekanan lingkungan yang disebabkan oleh meningkatnya pencemaran air oleh berbagai kegiatan manusia, khususnya kegistan industri.

















BAB III
KESIMPULAN

            Memang potensi air yang tersedia di tanah air kita dewasa ini masih di atas potensi rata- rata dunia. Kurang lebih 18.000 m3/kapita/tahun (rata-rata dunia : 10.000 m3/kapita/tahun). Namun demikian, aliran air mantap yang bisa sewaktu-waktu memenuhi kebutuhan manusia hanyalah 560 m3/kapita/tahun. Untungnya kebutuhan akan air dewasa ini baru 403 m3/kapita/tahun. Meskipun inisebetulnya sudah mencapai 70% dari aliran air mantap yang ada. Ini adalah gambaran khusus di Pulau jawa.
Dengan jumlah penduduk yang akan terus meningkat, dan perkiraan kebutuhan akan airnya pun naik karena tingkat pembangunan yang makin melaju, serta konsekuensi dan dampaknya yang sulit terbendung., terdapat indikasi bahwa aliran mantap air di Pulau Jawa akan menurun menjadi 436 m3/kapita/tahun. Menjelang tahun 2000. Sedangkan pada waktu itu nanti kebutuhan manusia akan air sudah meningkat sekitar 700 m3/kapita/tahun.
            Karena itu, kemampuan kita untuk mengelola ekosistem akuatik baik lentik maupun lotik, sehingga kelestarian airnya bisa dipelihara baik secara kuantitatif maupun kualitatif mempunyai jangkauan yang sangat menentukan untuk kelangsungan hidup bangsa Indonesia.









REFERENSI

Odum, 1971. Fundamentals Of Foolody. Saunders. Philadolphia.
PPLH, 1978. Laporan hasil Seminar Nasional Pengembangan Lingkungan Hidup, Kantor Meneg PPLH, Jakarta.
PPLH, 1979. Laporan Kualitas Lingkunagn Hidup Indonesia, Kantor Meneg PPLH, Jakarta.
Soeriaatmadja R.E. 1979. Ilmu Lingkungan. Penerbit-universitas, ITB, Bandung.